MENGIKUTI LOMBA CANISIUS CUP
Waktu saya masih duduk di bangku SMP, ada pertandingan bola basket antar sekolah. Saya menjadi salah satu siswi yang diikutsertakan dalam lomba tersebut dan Puji Tuhan saya dipercayai oleh Coach saya sebagai Kapten 2 Basket Putri. itu adalah salah satu kebanggaan tersendiri buat saya.
Tepat pada hari dimana saya akan mengikuti lomba, saya malah tambah semangat tetapi disisi lain saya merasa degdegan. Akhirnya Coach saya menenangkan saya serta tim-tim yang lain.
Perlombaan sebentar lagi akan dimulai. Sebelum kami berlomba, kami tidak lupa berdoa. Akhirnya perlombaan pun dimulai.
Saya dan teman-teman bermain dengan santai, tetapi lama kelamaan emosi kami pun memuncak pada saat lawan kami bermain seenaknya. Akhirnya Coach kami mencoba untuk menenangkan kami. Babak pertama pun usai, score menjadi imbang.
Babak ke dua pun dimulai, tapi entah mengapa ada yang mengganjal di pikiran saya. saya pun merasa bahwa firasat saya tidak enak. Dan ternyata benar. Setelah pertandingan berakhir, saya merasa bahwa tubuh saya mulai keram, sehingga saya tidak dapat berkata-kata lagi.
Sampai akhirnya Coach serta guru-guru yang ada disana membawa saya ke ruang UKS. di ruang tersebut tangan saya mulai membengkok seperti orang struk dan akhirnya saya kejang-kejang. Romo/Pastor yang berada didekat saya langsung mengambil tindakan dan menelepon pihak rumah sakit ST. Carolus.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, saya sudah berserah penuh pada Tuhan. Sesampainya dirumah sakit, saya tidak tahu lagi bagaimana, karena saya sudah tidak sadar.
Akhirnya saya terbangun sekitar jam 11.00 malam dan disitu ada Coach serta yang lainnya.
Saya sangat bersyukur sekali kepada Tuhan, karena kasih anugerahnya, saya masih diijinkan untuk hidup.
GOD BLESS YOU!